Jurnal
penelitian berjudul “The Estrogen Receptor Relative Binding Affinities of 188
Natural and Xenochemicals: Structural Diversity of Ligands” yang dalam bahasa
Indonesia berarti,” Afinitas Ikatan Relatif Reseptor estrogen dari 188 Natural
dan Xenochemical: Diversitas structural dari Ligan” ini menstandardisasi uji kompetitif-
ikatan (competitive-binding) Reseptor Estrogen (Estrogen receptor, ER) untuk
menentukan afinitasnya pada golongan besar senyawa kimia berdasarkan struktural.
Pengujian ini menggunakan uteri tikus Sprague-dawley yang diovariektomisasikan.
Uji kimia discreen pada konsentrasi yang tinggi untuk menentukan apakah
senyawa kimia berkompetisi dengan [3H]-estradiol untuk ER. Pada jurnal ini
diuji 188 senyawa kimia untuk menentukan kurva ikatan dan nilai RBA dan IC50
yang menunjukkan afinitas untuk ER pada deret pertama. Dari 188 senyawa kimia
yang diuji, 100 terikat pada ER sementara 88 tidak. Di antara senyawa kimia
yang terikat, diketahui senyawa baru yang terikat pada ER yaitu 4-benziloksifenol,
2,4-dihidroksibenzofenon dan 2,2*-metilenebis (4-klorofenol). Dengan demikian
diketahui bahwa beberapa karakter structural seperti struktur cincin memiliki
peran penting terhadap ikatan ER.
Latar belakang
Berbagai senyawa kimia sintetis telah digunakan
di lingkungan, beberapa dengan jumlah yang besar, selama beberapa waktu
terakhir ini. Fakta ilmiah meningkat secara cepat memprediksi bahwa banyak dari
senyawa kimia ini dapat mempengaruhi proses biologis normal, secara hormonal
yang mengarahkan pada efek yang tidak diinginkan dan/atau fungsi reproduktif
pada kehidupan liar, hewan dan manusia coba. Kontaminan lingkungan ini dapat
merubah fungsi normal sistem endokrin dan reproduksi dengan meniru atau
mencegah aksi hormone endogen, memodulasi produksi hormone endogen, atau
merubah populasi reseptor hormone. Senyawa kimia yang demikian disebut “pengganggu
endokrin”. Mekanisme utama gangguan endokrin ini yaitu ikatan xenochemical pada
ER. Mekanisme lainnya yaitu mediasi reseptor, seperti inhibisi atau stimulasi metabolism
hormone, aksi yang ikut serta pada regulasi berbagai saraf pusat atau pituitary,
atau merubah serum protein hormone-binding.
Telah
ditunjukkan bahwa sejumlah kontaminan lingkungan dapat berfungsi sama dengan
estradiol, termasuk bisofenol A, alkilfenol, PCB, kepon, dan golongan paraben. Ketika
ER berikatan dengan hormone endogennya, aktivasi subsekuen dari hasil ER pada
konformasinya berubah, interaksi protein dan transkripsi gen. hasil pada jurnal
ini mewakili data keberagaman terbesar
dan terbanyak yang secara public tersedia untuk senyawa kimia yang terikat pada
ER. Data ini dapat dikembangkan untuk model robus 3D-QSAR kualitas tinggi,
maupun ,memisahkan model chemometric, juga data ini berguna untuk membandingkan
hasil ikatan ER dari sejumlah besar senyawa kimia dengan pengujian yang
berbeda.
Bahan dan Metode
Senyawa
kimia: basa trizma, trizma HCL, gliserol, EDTA, ditiotreitol, dan natrium azida
diperoleh dari Sigma. The [2, 4, 6, 7, 16, 17–3H]-E2 (141 Ci/mmol) digunakan
pada uji competitive-binding diperoleh
dari Dupont-New England Nuclear (Boston, MA). Hydroxylapatite diperoleh dari
Bio-Rad Laboratories (Hercules, CA) dan UltimaGold scintillation cocktail dibeli
dari Packard Instrument Company (Meriden, CT). Sumber dan kemurnian (ketika
tersediauntuk tiap senyawa kimia yang diuji disediakan dalam bentuk tabel
dengan hasil dari uji competitive-binding.
Uterine
cytosol (estrogen receptor) preparation. Dewasa (retired breeders; 244.87 6 18.27 days
of age), tikus Sprague-Dawley tidak hamil (n 5 188; NCTR:SDN, seekor
tikus albino outbred dengan stok asli dari tikus CRL:CD [SD]BR, diperoleh pada
tahun 1979 and dikembangbiakkan sebagai koloni tertutup) dipertahankan pada
lingkungan terkendali (23°C and kelembaban 50%) pada siklus 12-jam terang/gelap
(cahaya pada 0600 h). hewan yang
diterima tikus Purina makan dan minum air yang ditambah libitum. Betina (rata-rata
14 tikus per batch sitosol) diovariektomisasikan minimum 10 hari utama untuk
preparasi reseptor. Setelah dikorbankan dengan CO2 asphyxiation, uteri dikeluarkan,
dipotong lemak berlebih dan mesentri, disimpan pada buffer TEDG beku10 mM Tris,
1.5 mM EDTA, 10 mM dithiothreitol, 10% glycerol, pH 7.4). uteri yang tergenang
di tempatkan pada buffer TEDG yang sejuk dan beku pada konsentrasi 1.0 g jaringan/10
ml buffer. Setelah pre-cooling (4°C) pemeriksaan homogenasi, jaringan uterine dihomogenasi
pada 4°C dengan Polytron homogenizer (Brinkman Instruments, Westbury, NY) menggunakan
5-s penuh. Hasil homogenasi dipindahkan ke tabung pre-cooled (4°C)
ultracentrifuge and disentrifuge pada 105,000 3 g untuk 60 min pada suhu
4°C. Setelah sentrifugasi, supernatant
kaya-ER dituang pada 15-ml tabung kerucut (;3 ml/aliquot; ;12 aliquots/average
cytosol batch), dan disimpan pada suhu –70°C hingga digunakan pada uji
kompetisi.
Kesimpulan
Singkatnya,
studi akhir-akhir ini telah menganalisis sejumlah besar keberagaman
senyawa kimia secara struktural dan
hubungannya dengan kemampuannya untuk mengikat pada ER uterin tikus. Dibandingkan
dengan data lain yang telah dipublikasikan, jurnal ini terbesar dan terbanyak
menggunakan senyawa kimia menggunakan uji tunggal. Dengan menentukan kelompok
besar senyawa kimia, kita dapat mengidentifikasi senyawa kimia yang sebelumnya
tidak diketahui dapat berikatan dengan ER. Afinitas ikatan relative dari
senyawa kimia yang beragam ini biasanya sangat berhubungam dengan sifat
struktural spesifiknya. Normalnya, struktur cincin menyeluruh penting untuk
kemampuan senyawa kimia berikataan dengan ER. Keberadaan cincin fenol
diindikasikan sebagai afinitas senyawa kimia untuk ER. Dan perubahan dalam
hidroksilasi dan sisi alkil rantai panjang juga mempengaruhi RBA senyawa kimia.