salam

MySpace LayoutsMySpace LayoutsMySpace LayoutsMySpace LayoutsMySpace LayoutsMySpace LayoutsMySpace LayoutsMySpace LayoutsMySpace LayoutsMySpace LayoutsMySpace LayoutsMySpace LayoutsMySpace LayoutsMySpace LayoutsMySpace Layouts

Senin, 22 Juni 2015

Belajar dari Pohon Kurma

Bismillah.

Bulan Ramadhan, entah sudah kali ke berapa kita menghirup sejuknya bulan ini, dan sudah berapa pelajaran yang terekam di sanubari kita mengenai bulan penuh berkah ini. Syukur yang sangat besar terus terucap dari lisan ini sebab kesempatan bertemu dengannya adalah tanda kesempatan rahmat pula yang begitu besar bagi diri.

Ini hanyalah catatan kecil yang kudapatkan selepas bermajelis kemarin. Tentang salah satu perumpamaan dari banyaknya perumpamaan yang Allah berikan dalam kalam-Nya. Yah, dan betapa menakjubkan peumpamaan-perumpamaan yang Allah berikan kepada kita, manusia.
Gambaran ini termaktub dalam Qur'an surah Ibrahim: 24-25
Allah ta'ala berfirman:
"Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat, dan cabangnya menjulang ke langit. (Pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat"
http://www.citraislam.com/wp-content/uploads/2013/03/kurma.jpg

Dalam ayat tersebut, pohon kurmalah yang dimaksud. Sekilas, mungkin telah ada gambaran di kepala kita tentang tempat tumbuh pohon ini. Sebuah tempat yang kering, gersang, lagi tandus malah menjadi tempat tumbuh suburnya. Lahir dari sebuah lingkungan yang keras dan tidak manja. Bahkan, benihnya ditanam di bawah bebatuan sehingga untuk tumbuh, pohon ini harus berjuang menembus dan memecah bebatuan di atasnya.
Tetapi, itulah istimewanya pohon ini. Tak peduli lingkungan ekstrimnya, tak peduli halangannya, tatkala ia tumbuh, akarnya kuat menancap bumi, cabangnya tinggi menjulang ke langit, dan berbeda dengan jenis buah lainnya, pohon kurma tak kenal musim untuk berbuah.

Dan ternyata, laksana pohon kurma, Allah menunjukkan kepada kita ciri mukmin sejatinya.
Akarnya kuat menghunjam dalam tanah, menunjukkan dasar dan pondasi yang begitu kokoh bagi mukmin tersebut. Aqidah, tauhid yang kuat membuahkan iman yang kokoh sebagai dasar kita, kaum muslimin yang seharusnya. Sebab kaum muslimin ini kuat bukan sebab jumlah yang banyak, melainkan keimanan dan aqidah yang kuat di dalam hatinya kepada Robbnya. Tentu kita mengingat kisah Perang Badar, Kisah Thalut dan Jalut yang diabadikan oleh Al-Qur'an, kisah Muhammad Al-Fatih, dan kisah-kisah lain yang menggambarkan jumlah kaum muslimin yang sedikit mampu mengalahkan jumlah yang banyak. Semua itu turun karena keimanan mereka kepada Allah 'azza wa jalla yang begitu besar sehingga Allah pun menurunkan kemenangan bagi mereka,

Cabangnya menjulang ke langit, menandakan banyaknya amalan-amalan yang ia lakukan guna bertaqarrub dan mendekatkan diri kepada Allah 'azza wa jalla. Tidak sibuk dengan kesia-siaan masa, melainkan senantiasa memanfaatkan waktunya untuk berbuat kebaikan. Sebab ia tidak mengetahui, amalan manakah yang memasukkannya ke dalam surga. Dan juga memenuhi firman Robbnya yang menyebutkan bahwa Allah menyukai dan senang kepada mereka yang berbuat baik. Semoga amalannya menjadi wasilah Allah menurunkan rahmat-Nya, itulah yang ia harapkan.

Berbuah setiap musim dengan izin Tuhannya. Memberi manfaat dan kemanisan di tengah manusia, bukannya sebaliknya. Dan semua itu lahir dari jiwa yang suci dan ikhlas semata-mata karena Allah semata. Tak mengharap imbalan, ataupun pamrih kecuali dari Allah 'azza wa jalla.


Wallohu 'alam.
Semoga bermanfaat. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

niat baik berawal dari hati

Followers

Label

Ceritaku (2) Cinta (1) Corat-coret (3) edukasi (3) Gaje (1) Ilmu (3) Inspirasi (2) IPMI (2) Kisah (3) Opini (1) Renungan (3) Tugas (2)